'>

Rabu, 04 Mei 2016

Budidaya Ayam Petelur meraup untung besar

Sukses budidaya ayam petelur, nggak perlu gengsi.

penulis : Diamond Limbong
email : diamondliembong@gmail.com

Budidaya ayam petelur dengan baik dan benar dapat meningkatkan pendapatan keluarga yang sangat baik. Karena kebutuhan telur di pasar Indonesia bahkan dunia tidak pernah ada matinya.  Jika anda adalah seorang pecinta ternak ayam jenis petelur, anda dapat mencoba dengan tips dibawah ini.

Baca juga artikel : Budidaya Ikan Mas di Kolam Terpal

Jenis  ayam petelur diklasifikasikan menjadi 2 tipe:
Tipe petelur ringan
Ayam jenis petelur  ringan ini adalah berwarna putih bersih dan jengger merah, dengan tubuh yang ramping/kurus/mungil dan mata bersinar, ayam jenis ini mampu bertelur lebih dari 260 butir pertahun, namun demikian tergolong ayam yang rawan terhadap cuaca dan keributan karena mudah kaget dan akan menurunkan produktifitas telurnya.

 Tipe petelur medium
Ayam jenis petelur medium ini lebih gemuk daripada ayam petelur ringan, namun masih lebih ringan disbanding ayam broiler. Ciri fisiknya yang coklat membuatnya mendapat julukan petelur coklat, kemampuannya bertelur cukup bayak dan juga menghasilkan daging. Telurnya yang berwarna coklat jauh lebih diminati dipasaran daripada telur putih, karena lebih berat dan lebih menarik meskipun gizi dan rasanya tetap sama.

Syarat  lokasi yang baik untuk budidaya ayam petelur:
  •          Lokasi yang jauh dari keramaian/pemukiman penduduk
  •           Lokasi mudah dijangkau pemasaran
  •           Lokasi harus tetap/tidak berpindah-pindah
 Tehnis pelaksanaan beternak ayam petelur.
Kondisi Kandang
  •           Suhu kandang berkisar 32,2 - 35⁰C dengan kelembaban 60-70%
  •           Penerangan dan penghangat yang cukup serta terkena sinar matahari pagi
  •           Letak kandang tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik
  •           Hindari permukaan kandang yang berbukit, karena akan menggangu sirkulasi angin dan pada saat hujan
  •           Kandang sebaiknya dibangun dengan system terbuka, dengan kontruksi yang kuat, bersih dan tahan lama
  •           Lengkapi kandang dengan tempat pakan, minum, obat-obatan dan system penerangan.

 Bentuk kandang
  •           Sistem kandang koloni, satu kandang dihuni ribuan ekor ayam petelur
  •           System kandang individual, satu kandang dihuni satu ekor ayam berbentuk kotak, system ini banyak digunakan oleh peternak ayam petelur komersial.

sistem kandang koloni
 Lantai Kandang
-          Kandang dengan lantai litter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni.

-          Kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan.

-          Kandang dengan perpaduan antara litter dengan kolong berlubang, 40% luas lantai kandang dan 60% luas kandang berlubang.

Peralatan

Litter
Litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor & air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam
Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan di diding kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubang yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur. 
Dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. Tempat makan, minum & tempat grit

Tempat makan & minum harus tersedia cukup
Bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat & tidak bocor juga tidak berkarat. untuk tempat grit dengan kotak khusus.

Penyiapan Bibit.
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain: 
  •         Ayam petelur harus sehat & tidak cacat fisik
  •          Pertumbuhannya normal
  •          Berasal dari bibit unggul
Tehnis memilih bibit
  •           Anak ayam harus berasal dari induk yang sehat
  •          Bulunya halus dan penuh
  •          Tidak ada cacat pada tubuh
  •          Mempunyai nafsu makan yang baik
  •          Bobot normal 35-40gram/ekor
  •          Tidak ada letakan tinja di dubur
 Pemilihan Bibit & Calon Induk.
-          Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Jika ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu.
-          Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan
-          Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan. Apajika kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini:
o    Babcock B-300v berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
o    Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
o    Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
o    H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur
o    Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur
o    Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur
o    Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur
o    Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
o    Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur
o    Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
o    Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
o    Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
o    Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur. 

Pemeliharaan

Sanitasi & Tindakan Preventif
-          Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
-          Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek & dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. 

Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
Kualitas & kuantitas pakan fase starter :
o   Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
o   Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor & minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kwalitas & kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
o    Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% & energi (ME) 2900-3400 Kcal.
o    Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram. 

Pemberian minum
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
-          Fase starter (1-29 hari)
o   minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor
o   minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor
o   minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor
o   minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor
-          Fase Finisher (30-57 hari)
o   minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor
o   minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor
o   minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor
o   minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor

Pemberian Vaksinasi & Obat 
 Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
o    Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.  
o    Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit

Macam-macam vaksin:
o    Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
o    Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
o    Vaksin NCD HB-1/Pestos.
o    Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
o    Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek. 

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
o    Ayam yang divaksinasi harus sehat.
o    Dosis & kemasan vaksin harus tepat.
o    Sterilisasi alat-alat. 

Hama penyakit yang menyerang ayam petelur adalah:
1.       Penyakit karena Bakteri
1.       Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi. 
Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika

2.       Foel typhoid
Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja & dewasa. 
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.

3.       Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. 
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.

4.       Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun & burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).

5.       Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus. 
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.

6.       CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam & ayam remaja.
Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin & Tilosin).
7.       Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler & kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma. 
Pengendalian: dengan antibiotika.

2.       Penyakit karena Virus
1.       Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.

2.       Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam & ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Jika menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer & kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

3.       Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol. 
Pengendalian:
1.       belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
2.       pencegahan dilakukan dengan vaksinasi & sanitasi yang ketat.
3.        
4.       Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. 
Pengendalian: dengan vaksinasi.

5.       Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
Pengendalian: dengan vaksinasi.

6.       Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.

3.       Penyakit karena Jamur & Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1.       Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. 
Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingga menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2.       Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa & bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang & bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

4.       Penyakit karena Parasit
1.       Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. 
Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif.

2.       Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi jika bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.

5.       Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air.

Panen Ayam Petelur




Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang dihasilkan oleh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi telur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.


Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinikmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) & kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.

Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan telur). dalam pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih & kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. 

Pembersihan

Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibersihkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan degan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau degan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar